Tembaga(II)Ammonium
Berhidrat dan Tembaga (II) Tetraamin Sulfat Berhidrat
Hari/Tanggal :
Selasa/ 16 Oktober2012
I. TUJUAN
Mempelajari pembuatan
tembaga(II) ammonium sulfat berhidrat dan tembaga (II) tetra amin sulfat berhidrat.
II. DASAR TEORI
Tembaga (Cu) merupakan salah satu logam yang paling ringan dan paling aktif. Cu+ mengalami disproporsionasi secara spontan pada keadaan standar (baku). Hal ini bukan berarti senyawa larutan Cu (I) tidak mungkin terbentuk. Untuk menilai pada keadaan bagaimana Cu (I) dan Cu (II) terbentuk, yaitu membuat (Cu+) cukup banyak pada larutan air, Cu+ akan berada pada banyak jumlah (sebab konsentrasinya harus sekitar dua juta dikalikan pangkat dua dari Cu+). Disproporsionasi ini akan menjadi sempurna. Di lain pihak jika Cu+ dijaga sangat rendah (seperti pada zat yang sedikit larut atau ion kompleks mantap). Cu2+ sangat kecil dan tembaga (I) menjadi mantap (Petrucci, 1987 : 350).
Tembaga (Cu) merupakan salah satu logam yang paling ringan dan paling aktif. Cu+ mengalami disproporsionasi secara spontan pada keadaan standar (baku). Hal ini bukan berarti senyawa larutan Cu (I) tidak mungkin terbentuk. Untuk menilai pada keadaan bagaimana Cu (I) dan Cu (II) terbentuk, yaitu membuat (Cu+) cukup banyak pada larutan air, Cu+ akan berada pada banyak jumlah (sebab konsentrasinya harus sekitar dua juta dikalikan pangkat dua dari Cu+). Disproporsionasi ini akan menjadi sempurna. Di lain pihak jika Cu+ dijaga sangat rendah (seperti pada zat yang sedikit larut atau ion kompleks mantap). Cu2+ sangat kecil dan tembaga (I) menjadi mantap (Petrucci, 1987 : 350).
Tembaga
(Cu) adalah logam merah muda yang lunak, dapat di tempa dan liat. Tembaga
melebur pada 1038oC. Karena potensial elektroda standarnya positif (+0,34 V
untuk pasangan Cu / Cu+), tembaga tidak larut dalam asam klorida dan asam
sulfat encer, meskipun dengan adanya oksigen ia dapat larut sedikit. Asam
nitrat yang sedang pekatnya (8M) dengan mudah melarutkan tembaga (Svehla, 1990
: 229).
Tembaga
membentuk senyawa dengan tingkat oksidasi +1 dan +2, namun hanya tembaga (II)
yang stabil dan mendominasi dalam larutannya. Dalam air, hampir semua garam
tembaga (II) berwarna biru oleh karena warna ion kompleks koordinasi enam
[Cu(H2O)6]2+. Reaksi ion Cu+ dengan OH- pada berbagai konsentrasi bergantung
pada metodenya. Penambahan ion hidroksida ke dalam larutan tembaga (II) sulfat
(0.1-0,5 M) secara bertetes dengan kecepatan ~ 1 mL/menit menyebabkan
terjadinya endapan gelatin biru muda dari garam tembaga (II) hidroksida sulfat,
bukan endapan Cu(OH)2 (Sugiarto, 2003 : 569).
Senyawa tembaga bersifat
diamagnetik. Tembaga sulfit teroksidasi superficial dalam udara kadang
menghasilkan lapisan warna hijau hidroksida karbonat dan hidrokso sulfat dan
SO2. Di atmosfer tembaga mudah larut dalam asam nitrat dan asam sulfat dengan adanya
oksigen. Kestabilan relatif kepro dan kopri diartikan dengan potensial Cu*=
0,52 V dan Cu+ = 0,153 V. Kestabilan relatif tergantung pada sulfat anion dan
ligan yang cukup beragam dengan pelarut/sifat fisik atom tetangganya dalam
kristal. Pelarutan tembaga hidroksida karbonat dan sebagainya dalam asam yang
dihasilkan akuo hijau dituliskan [Cu(H2O)6]2+. Diantara berbagai kristal
hidratnya adalah sulfat hidratnya adalah sulfat biru CuSO4.5H2O yang paling
lazim. CuSO4.5H2O dapat dihidrasi menjadi zat anhidrat yang berwarna putih.
Penambahan ligan menyebabkan kompleks dengan pertukaran molekul air secara
berurutan (Syukri, 1999 : 321).
III. ALAT DAN BAHAN
Alat:
- Gelas beker 50 mL
- Batang pengaduk
- Kaca arloji
- Corong
- Kertas saring
- Gelas ukur
- Pipet tetes
- Mortar dan alu
Bahan:
- Aquadest
- CuSO4 serbuk
- NH4OH pekat
- Alcohol 96 %
- CuSO4 serbuk
- NH4OH pekat
- Alcohol 96 %
IV.
CARA KERJA
V. HASIL PENGAMATAN
VI. VI. PERHITUNGAN
1. Pembuatan Tembaga (II) ammonium sulfat hidrat CuSO4(NH4)2SO4.6H2O
Diketahui :
M CuSO4(NH4)2SO4.6H2O = 4,54 gram
Massa CuSO4.5H2O = Massa (NH4)2SO4 = 5 gram
BM CuSO4.5H2O = 249,54 g/mol
BM (NH4)2SO4 = 132 g/mol
BMCuSO4(NH4)2SO4.6H2O = 399,54 g/mol
Ditanya : % rendemen...?
Penyelesaian :
Mol CuSO4.5H2O = 5 g/ 249,54 g/mol = 0,02 mol
Mol (NH4)2SO4 = 5 g/ 132 g/mol = 0,03 mol
CuSO4.5H2O + (NH4)2SO4 → CuSO4(NH4)2SO4.6H2O
m : 0,02 mol 0,03 mol -
r : 0,02 mol 0,02 mol 0,02 mol
s : - 0,01 mol 0,02 mol
massaCuSO4(NH4)2SO4.6H2O = molCuSO4(NH4)2SO4.6H2O x BMCuSO4(NH4)2SO4.6H2O
= 0,02 mol x 399,54 g/mol
Diketahui :
M CuSO4(NH4)2SO4.6H2O = 4,54 gram
Massa CuSO4.5H2O = Massa (NH4)2SO4 = 5 gram
BM CuSO4.5H2O = 249,54 g/mol
BM (NH4)2SO4 = 132 g/mol
BMCuSO4(NH4)2SO4.6H2O = 399,54 g/mol
Ditanya : % rendemen...?
Penyelesaian :
Mol CuSO4.5H2O = 5 g/ 249,54 g/mol = 0,02 mol
Mol (NH4)2SO4 = 5 g/ 132 g/mol = 0,03 mol
CuSO4.5H2O + (NH4)2SO4 → CuSO4(NH4)2SO4.6H2O
m : 0,02 mol 0,03 mol -
r : 0,02 mol 0,02 mol 0,02 mol
s : - 0,01 mol 0,02 mol
massaCuSO4(NH4)2SO4.6H2O = molCuSO4(NH4)2SO4.6H2O x BMCuSO4(NH4)2SO4.6H2O
= 0,02 mol x 399,54 g/mol
= 7,99 gram
% rendemen = (4,54 gram / 7,99 gram) x 100 % = 56,82 %
2. Pembuatan Tembaga (II) tetra amin sulfat hidrat Cu(NH3)4SO4.6H2O
Diketahui :
Massa Cu(NH3)4SO4.6H2O = 4,55 gram
BM CuSO4.5H2O = 249,54 g/mol
BM Cu(NH3)4SO4.6H2O = 321,54 g/mol
V NH3 15 N = 10 mL
Ditanya : % rendemen...?
Penyelesaian :
Mol CuSO4.5H2O = 6,25 g / 249,54 g/mol = 0,025 mol
Mol Cu(NH3)4SO4.6H2O = 6,25 g / 321,54 g/mol = 0,015 mol
CuSO4.5 H2O + 4NH3 → Cu(NH3)4SO4.6H2O
m : 0,025 mol 0,015 mol -
r : 0,025 mol 0,1 mol 0,025 mol
s : - 0,05 mol 0,025 mol
MassaCu(NH3)4SO4.6H2O = molCu(NH3)4SO4.6H2O x BMCu(NH3)4SO4.6H2O
= 0,025 mol x 321,54 g/mol
2. Pembuatan Tembaga (II) tetra amin sulfat hidrat Cu(NH3)4SO4.6H2O
Diketahui :
Massa Cu(NH3)4SO4.6H2O = 4,55 gram
BM CuSO4.5H2O = 249,54 g/mol
BM Cu(NH3)4SO4.6H2O = 321,54 g/mol
V NH3 15 N = 10 mL
Ditanya : % rendemen...?
Penyelesaian :
Mol CuSO4.5H2O = 6,25 g / 249,54 g/mol = 0,025 mol
Mol Cu(NH3)4SO4.6H2O = 6,25 g / 321,54 g/mol = 0,015 mol
CuSO4.5 H2O + 4NH3 → Cu(NH3)4SO4.6H2O
m : 0,025 mol 0,015 mol -
r : 0,025 mol 0,1 mol 0,025 mol
s : - 0,05 mol 0,025 mol
MassaCu(NH3)4SO4.6H2O = molCu(NH3)4SO4.6H2O x BMCu(NH3)4SO4.6H2O
= 0,025 mol x 321,54 g/mol
= 8,038 gram
% rendemen = (4,55 gram / 8,038 gram)
x 100 % = 56,60 %
VII. VII. PEMBAHASAN
Pada
praktikum kali ini praktikan melakukan pecobaan tentang Tembaga (II) Ammonium
Berhidrat dan Tembaga (II) Tetra Amin Sulfat Berhidrat. Dalam pembuatan
tembaga amonium, yang dilakukan adalah menimbang massa CuSO4.5H2O dan (NH4)2SO4
masing-masing sebanyak 5 gram. Tempatkan dalam cawan arloji. Kemudian disiapkan
air panas sebanyak 12 ml yang ditempatkan pada gelas piala, lalu masukkan
campuran tembaga (II) amonium sulfat berhidrat kedalam air yang sudah
dipanaskan tersebut. Diaduk dan dilarutkan dengan batang pengaduk. Air
mempunyai momen dipol yang besar dan ditarik baik ke kation maupun anion untuk
membentuk ion terhidrasi. Dari sifatnya tersebut maka digunakannya pelarut air
karenabaik CuSO4.5H2O maupun (NH4)2SO4 yang bereaksi
dapat larut dalam air dan tetap berupa satu spesies ion. Pembuatan garam rangkap tembaga (II) ammonium sulfat, dengan melarutkan
kristal CuSO4.5H2O dan Kristal (NH4)2SO4 dalam aquadest menghasilkan larutan
yang berwarna biru muda. Selanjutnya larutan tersebut ditutup dengan cawan
arloji kemudian didinginkan dibawah penanggas air yang dingin. Kemudian setelah
disiapkan kertas saring, larutan tadi disaring hingga yang tersisa hanya
kristal atau endapannya saja. Ditunggu hingga terbentuk kristal benar-benar
terpisah dari larutan kemudian ditimbang. Menurut hasil pengamatan, didapat
bahwa hasil kristal yang telah ditimbang adalah 4,54 gram.
Reaksi yang terjadi dalam pembuatan garam ini yaitu :
CuSO4.5H2O
+ (NH4)2SO4 → CuSO4(NH4)2SO4.6H2O
Dari hasil reaksi di atas terlihat
bahwa terbentuk garam Tembaga (II) ammonium sulfat, CuSO4(NH4)2SO4.6H2O yang
merupakan garam rangkap, karena garam rangkap dibentuk apabila dua garam
mengkristal bersama-sama dengan perbandingan molekul tertentu.
Berikutnya pembuatan
garam tembaga (II) tetra amin sulfat berhidrat. Serbuk CuSO4.5H2O berwarna
biru dengan menggunakan larutan NH3 pekat yang telah diencerkan
dengan aquades, berupa larutan bening. Pencampuran ini dilakukan dalam lemari
asam, karena akibat dari pencampuran ini menghasilkan gas yang berbau menyengat
yang berasal dari larutan amonia pekat yang digunakan. Dari hasil
campuran ini, terbentuk larutan yang berwarna biru tua. Selanjutnya ke dalam
campuran biru tua tersebut ditambahkan alkohol 95 % sedikit demi sedikit, hal
ini bertujuan untuk mengurangi energi solvasi ion-ion sehingga pembentukan
kristal dapat terjadi lebih sempurna. Praktikan menggunakan alkohol, karena
alkohol merupakan pelarut yang baik untuk senyawa ionik, dimana alkohol sendiri
memiliki tetapan dielektrik yang rendah. Setelah penambahan ini, campuran
didiamkan. Endapan biru tua yang terbentuk kemudian disaring, lalu dicuci
dengan campuran amonia pekat dan alkohol, kemudian dengan larutan alkohol. Pencucian
dilakukan untuk memurnikan endapan kristal yang terbentuk dari
pengotor-pengotor yang tidak diinginkan yang mungkin saja terdapat dalam garam
yang terbentuk pada saat dilakukan penyaringan sebagian kristal tersebut ikut
terbawa bersama filtrat. Terakhir endapan dikeringkan,
kemudian ditimbang. Endapan yang terbentuk sebanyak 4,55 gram, dengan persen hasil (%
rendemen) sebesar 56,60 %. Reaksi yang terjadi pada saat
pembentukan garam kompleks ini adalah:
CuSO4.5H2O+ 4NH3 → Cu(NH3)4SO4.5H2O
VIII. KESIMPULAN
1. Massa kristal CuSO4(NH4)2SO4.6H2O
adalah 4,54 gram.
2.
% rendemen CuSO4(NH4)2SO4.6H2O
adalah 56,82%.
3. Massa
kristal Cu(NH3)4SO4.6H2O adalah 4,55 gram, kristal berwarna biru tua.
4. %
rendeman Cu(NH3)4SO4.6H2O adalah 56,60%.
5. Warna kristal Tembaga
(II) Ammonium Sulfat Berhidrat adalah biru muda. Warna kristal Tembaga
(II) Tetra Amin Sulfat Berhidrat berwarna biru tua.
DAFTAR
PUSTAKA
Cotton. 1989. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta: UI- Press.
Muliyono. 2005. Kamus Kimia. Bandung : Bumi AksaraWilkinson.
Cotton. 1989. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta: UI- Press.
Muliyono. 2005. Kamus Kimia. Bandung : Bumi AksaraWilkinson.
Day &
Underwood. 1999. Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi Kelima.Jakarta :
Erlangga.
Harjadi. 1993. Ilmu Kimia Analitik Dasar.Jakarta : PT.
Gramedia.
PERTANYAAN
1. Apa tujuan pencucian dengan menggunakan eter?
Pencucian endapan kristal pada pembuatan garam kompleks bertujuan untuk melarutkan alkohol maupun senyawa organik yang masih terkandung dalam kristal garam.
Pencucian endapan kristal pada pembuatan garam kompleks bertujuan untuk melarutkan alkohol maupun senyawa organik yang masih terkandung dalam kristal garam.
2. Apa jenis garam yang dihasilkan dari percobaan ini ?
Garam yang dihasilkan dalam percobaan ini ada dua jenis :
Pertama garam rangkap (sederhana) yaitu garam tembaga (II) ammonium sulfat hidrat CuSO4(NH4)2SO4.6H2O.
Kedua garam kompleks yaitu garam tembaga (II) tetra amin sulfat berhidrat Cu(NH3)4SO4.5H2O.
Garam yang dihasilkan dalam percobaan ini ada dua jenis :
Pertama garam rangkap (sederhana) yaitu garam tembaga (II) ammonium sulfat hidrat CuSO4(NH4)2SO4.6H2O.
Kedua garam kompleks yaitu garam tembaga (II) tetra amin sulfat berhidrat Cu(NH3)4SO4.5H2O.
3. Bedakan antara
garam kompleks dengan garam sederhana?
Garam kompleks adalah garam-garam yang mengandung ion-ion kompleks.
Garam sederhana (rangkap) adalah Suatu garam yang terbentuk lewat kristalisasi dari larutan campuran sejumlah ekivalen dua atau lebih garam tertentu.
Garam kompleks adalah garam-garam yang mengandung ion-ion kompleks.
Garam sederhana (rangkap) adalah Suatu garam yang terbentuk lewat kristalisasi dari larutan campuran sejumlah ekivalen dua atau lebih garam tertentu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar